Sumber intelijen di Mabes Polri menyatakan jaringan teroris Al Qaeda
Serambi Mekah Aceh tengah merancang serangan kepada Presiden Amerika Serikat
Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia, 20-22 Maret 2010. Jaringan itu
memilih berlatih di Aceh karena relatif tidak terpantau aparat keamanan
dibanding bila berlatih di Pulau Jawa.
Terkait hal itu, aparat keamanan terus memburu anggota jaringan tersebut.
Sampai saat ini, aparat Kepolisian telah menangkap 17 dari 50orang yang diduga
terkait jaringan tersebut, termasuk satu orang yang tewas ditembak. "Tadi pagi
telah ditangkap lagi dua orang yang diduga teroris. Sebelumnya, 14 orang telah
ditangkap dan satu orang tewas ditembak," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri
Irjen Pol Edward Aritonang kepada SP, Sabtu (6/3), terkait perkembangan
penggerebekan sarang teroris di Aceh Besar.
Dikatakan, 14 tersangka yang kini mendekam di ruang tahanan khusus di Markas
Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, masih menjalani pemeriksaan intensif.
"Saya menerima informasi dari internet soal jaringan para pelaku yang diduga
terkait Al Qaeda. Kami masih menyelidiki dan menelusuri isi dokumen mereka,
sehingga belum bisa mengumumkan secara resmi para tersangka tersebut berasal
dari kelompok mana," ujarnya. Terkait 10 anggota Brimob yang menderita luka
tembak saat penyergapan, Kamis (4/3) sore, Edward menyatakan mereka masih
dirawat di rumah sakit setempat. "Anggota Brimob yang dirawat di rumah sakit
setempat diupayakan untuk dirawat di Jakarta," katanya.
Dari Aceh dilaporkan, aparat keamanan gabungan terdiri dari Detasemen Khusus
(Densus) 88 Antiteror, anggota Brimob, tim Gegana, serta jajaran Kepolisian
Aceh, sepanjang Jumat (5/3) hingga Sabtu (6/3) siang masih terus menyisir
kawasan Pegunungan Jalin dan lokasi lain di hutan Aceh Besar.
Pencarian itu, terutama untuk mencari seorang anggota polisi yang hilang saat
terjadi kontak senjata, Kamis lalu, di Desa Meunasah Tunong, Seulimeum, Aceh
Besar. Dugaan sementara, anggota Brimob itu tewas tertembak.
Sampai Sabtu (6/3), tinggal dua anggota Brimob yang dirawat di RS Zainal
Abidin, Banda Aceh, sedangkan delapan anggota lainnya telah diizinkan pulang.
Kapolda Aceh Irjen Pol Adityawarman saat diminta keterangan terkait hilangnya
seorang anggota Brimob yang diduga tewas tertembak, mempersilakan SP
menanyakannya ke Mabes Polri. "Semua informasi terkait penyerbuan kelompok yang
diduga anggota teroris harus keluar dari Mabes Polri," ujarnya singkat.
Pantauan SP di lapangan, sejumlah pasukan terlihat lalu-lalang di kawasan
pegunungan Aceh Besar. Di sepanjang jalan, aparat merazia para penumpang
angkutan umum jurusan Banda Aceh-Medan. Dari upaya tersebut, aparat menangkap
seorang warga yang diduga anggota kelompok bersenjata di Aceh Taming, Jumat
(5/3).
Sementara itu, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengimbau masyarakat Aceh tetap
tenang dan tidak panik menyusul perburuan polisi atas anggota kelompok radikal.
Dia yakin aparat bisa mengatasi kelompok tersebut.
Bukan GAM
Sebelumnya, Presiden SBY meminta penanganan aktivitas terorisme di Aceh
dilakukan dengan lebih cermat dan hati-hati. "Lakukan kerja sama sebaik-baiknya
dengan gubernur, bupati, wali kota, dan ulama di Aceh. Sampaikan bahwa ini
betul-betul sel dan unsur teroris, bukan unsur GAM yang dulu," katanya saat
membuka rapat terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di Kantor Presiden,
Jakarta, Jumat (5/3).
Diterangkan, berdasarkan laporan yang masuk dari lapangan, sudah dipastikan
bahwa pelaku kegiatan terorisme di Aceh bukanlah dari unsur mantan GAM.
"Sebagian besar dari mereka justru datang dari daerah lain dan bahkan pemimpin
kelompok tersebut bukan pula warga Aceh. Ini benar-benar kelompok teroris yang
mengorganisasi diri dengan rapi dan memilih tempat latihan di sana karena orang
tidak lagi melihat Aceh sebagai daerah konflik. Mereka berharap kita terlena
dan mereka bisa melakukan segala persiapan aksi- aksi terorisme," katanya.
Presiden juga menyampaikan apresiasinya kepada aparat keamanan yang berhasil
mengungkap keberadaan kelompok terorisme itu. "Jajaran BIN, Kepolisian, dan TNI
agar melakukan segala upaya mencegah aksi terorisme dan melakukan penindakan
yang tepat dan cepat. Terus lakukan upaya intensif," katanya.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro melalui pesan
singkat menyatakan pemerintah tidak mau lengah menghadapi kemungkinan adanya
aksi teroris dan perompak di Selat Malaka. Untuk itu, Menhan menginstruksikan
Panglima TNI meningkatkan kewaspadaan, termasuk meminta seluruh Kodam
se-Sumatera untuk lebih waspada.
Related Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments